Cegah Stunting, Perhatikan Asupan Protein Hewani pada MP-ASI

Direktur Pengembangan Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, Sp.THT-KL(K)
 


JAKARTA – Untuk mencegah stunting, asupan gizi terutama protein sangat penting diperhatikan. Karena itu, dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak para ibu untuk lebih memperhatikan komposisi makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang diberikan kepada anak-anak.

“Makanan atau minuman tambahan bergizi yang diberikan kepada bayi mulai usia 6 bulan sebagai makanan pendamping ASI harus memenuhi kebutuhan protein anak,” kata Direktur Pengembangan Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, Sp.THT-KL(K) pada Temu Media Kamis (25/1/2024).

Makanan dengan kandungan protein hewani, lanjutnya amat disarankan sebagai komposisi utama dalam pemberian MP-ASI. Protein hewani ini bisa berasal dari ikan, daging, ayam, juga telur. Sayangnya, banyak ibu-ibu yang kurang memperhatikan komposisi protein hewani dalam pemberikan MP-ASI.

“Potein hewani merupakan sumber zat besi, zinc, vitamin B12, dan asam amino esensial yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak,” jelas Dr Retno.

Mengapa protein hewani penting dalam MP-ASI? Survei yang dilakukan di 49 negara pada 130.432 anak usia 6-23 bulan ditemukan bahwa stunting pada balita disebabkan oleh rendahnya asupan makanan sumber protein hewani. “Konsumsi protein hewani yang beraneka ragam seperti telur, ikan dan daging dapat menurunkan risiko terjadinya stunting dibanding hanya konsumsi satu jenis makanan sumber protein hewani,” tambah Dr Retno.

Diakui Dr Retno, Tingkat konsumsi daging, telur, susu, ikan dan produk turunannya di Indonesia termasuk rendah dibanding negara lain di dunia. Konsumsi daging misalnya, rata-rata masih di bawah 40 gram per bulan per kapita, konsumsi telur rata-rata 75 gram per bulan, konsumsi ikan rata-rata 50 gram per bulan per kapita dan konsumsi susu beserta produk turunannya di bawah 50 gram per bulan.

Menurut Dr Retno untuk memastikan kecukupan asupan protein pada anak, setidaknya anak harus mengonsumsi 5 dari 8 kelompok makanan dan minuman harian. Namun hasil Susesnas 2023, keragaman jenis MP-ASI pada anak usia 6-23 bulan sebesar 59,3 persen. DKI Jakarta memiliki keragaman paling tinggi mencapai 75,93 persen dan terendah provinsi Maluku Utara mencapai 33,03 persen.

Dr Retno mengingatkan ada 4 syarat pemberian MP-ASI yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua. Pertama harus tepat waktu. MP-ASI diberikan saat ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi yaitu pada usia 6 bulan.

Kedua, harus adekuat. MP-ASI harus mampu memenuhi kecukupan energi, protein, zat gizi mikro dengan mempertimbangkan usia, jumlah frekuensi, tekstur dan variasi keberagaman makanan.

Ketiga, MP-ASI harus aman. Artinya, MP-ASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan yang bersih.

Dan keempat, MP ASI harus diberikan secara benar dalam arti terjadwal dan mengikuti respon lapar atau kenyang anak.


Diberdayakan oleh Blogger.