Asmariah Supriyadi : Di Desa Masih Kurang Fasilitas dan Kegiatan Literasi yang Menunjang Pendidikan

JAKARTA, "Alhamdulillah, namaku masuk dari 1200 nama perempuan pengarang & penulis Indonesia, yang terdapat di buku APA & SIAPA PEREMPUAN PENGARANG/PENULIS INDONESIA. Sebuah buku yang coba mencatat kiprah perempuan pengarang dan penulis Indonesia dalam sejarah dan khasanah sastra dan literasi Indonesia dari masa ke masa," ujar Asmariah Supriyadi , Penyair Perempuan Indonesia yang juga dikenal sebagai Pegiat Literasi dalam tulisan di laman facebook-nya yang juga di-tagline ke facebook wartawan koranterbit.id di Jakarta, Selasa (23/1/2024) 

Asmariah Supriyadi atau panggilan akrab Mbak Asma lahir di Serang, Banten 21 Agustus. Tinggal dan menetap di Yogya.

Kesehariannya selain bekerja, juga sebagai aktivis pegiat literasi. Founder sekaligus ketua Taman Baca Temon Yogya, yang juga sebagai tempat tinggalnya. 

"Kemajuan ilmu dan teknologi canggih (HP/gawai, tablet, laptop-red) tanpa diimbangi mental dan tanggung jawab pada diri anak, akan membuat generasi yang berdampak negatif. Terlebih di desa masih dirasa kurang adanya fasilitas maupun kegiatan literasi yang menunjang pendidikan," ujar wanita yang selalu melemparkan senyum kepada lawan bicaranya ini.

Asma mendirikan taman baca dengan dukungan warga sekitar, sebagai sarana pembinaan dan pengembangan kreativitas anak-anak lingkungan. 

Ia mengorganisir minat perbukuan, mengurangi ketergantungan dari HP atau jenis lainnya. 

"Dalam menjalankan program, melibatkan semua pihak seperti relawan literasi, komunitas taman baca, lembaga/dinas terkait," katanya lagi.

Kegiatan Literasi 

Berjejaring sosial, baginya suatu keharusan dalam kegiatan literasi. Termasuk menekuni dunia sastra, banyak berkawan, berlatih menulis puisi dari kawan-kawan sastra.
Juga membaca buku hasil donasi dari berbagai pihak dan relasinya. 

Menyukai dunia puisi sejak sekolah menengah. Kenyataannya kurang aktif.

"Sekadar suka karena ada dalam pelajaran bahasa. Mulai terdorong lagi, ketika ada anak-anak pengunjung taman baca yang sering mendapat tugas menulis puisi ,karena sering bertanya kepada saya hingga hari ini," ucap ibu dari satu anak ini.

Buah tulisan Asmariah Supriyadi  dimuat dalam berbagai event menulis berupa esai ringan, puisi, dan cerpen. 

Terdapat dalam buku penerbitan bersama para penyair/penulis nusantara dan luar negeri. Menang juara pertama dalam perhelatan lomba cipta puisi “Melayu dalam Kemerdekaan” (2021) dan lomba cipta puisi Imlek (2022).

Buku  tunggalnya, Berangkatlah Kata-Kata (2022), Perempuan Penabuh Subuh (2023). Di antara karya antologi: Sejuta Kenangan dari Yogyakarta (2020), Ibuku Surgaku (2020), Rumpun di Tepi Way Tebu (2020), Ombak, Camar, dan Kerinduan (2021), Hidup Damai dengan Corona (2021), Khatulistiwa (2021), Perempuan Bahari (2021), Temanten (2021), Corona (201 Penulis 9 Negara, 2021), Uda & Dara (2021), Nang Ning Nung Nang (2021), Hujan Baru Saja Reda (2021), Kisah-Kisah Hidupku (2022). 

Bergabung dalam beberapa komunitas sastra, anggota Ziarah Karyawan Nusantara/ZKN, Penyair Perempuan Indonesia (PPI). Perempuan Bahari, Ketika Penyair Berbicara, DNP (Dari Negeri Poci), dan pengurus Aliansi Penulis Puisi Sedunia (APPS). 

Nama Asmariah Supriyadi juga tertera dalam "Profil Penulis Perempuan Indonesia" (Kosa Kata Kita, 2023). 

"Terima kasih kepada mas Kurniawan Junaedhie dkk, yang sudah berjibaku mengumpulkan semuanya hingga menjadi buku pedoman. yang seharusnya pekerjaan ini dikerjakan oleh pemerintah. Patutnya, penting sekali buku ini dimiliki siapa saja," pungkasnya.

Email: asmariah592@gmail.com. FB.asmariah supriyadi. Instagram: asmariah2177, tbmtemonpandowoharjo. WA/telp : 0878.3976.5352. (**/Las)
Diberdayakan oleh Blogger.